Tuesday, August 2, 2011

UNIVERSAL PRECAUTION

1.   FLU BURUNG

A.     Pengertian
Influenza burung atau avian influenza merupakan penyakit infeksi akibat virus influenza tipe A dan ditularkan melalui unggas. Penyakit flu burung disebabkan oleh virus avian influenza jenis H5N1 (FAO, Buku Petunjuk bagi Paramedik Veteriner).
B.     Cara penularan
Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui :
·        Binatang : Kontak langsung dengan unggas atau binatang lain yang sakit atau produk unggas yang sakit.
·        Lingkungan : Udara atau peralatan yang tercemar virus tersebut baik yang berasal dari tinja atau sekret unggas yang terserang Flu Burung.
·        Manusia : Sangat terbatas dan tidak efisien (ditemukannya beberapa kasus dalam kelompok / cluster).
·        Makanan : Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir.
C.     Universal Precaution
1.      Tujuan penerapan Universal Precaution pada pasien Flu Burung
·        Untuk mencegah penularan lebih luas.
·        Menjalankan perawatan sesuai dengan prosedur
2.      Penerapan Universal Precaution pada pasien Flu Burung
Untuk mencegah penyebaran virus flu burung di rumah sakit, semua pasien flu burung mulai dari kasus suspek hingga kasus terkonfirmasi harus dirawat di ruang isolasi dengan menerapkan isolasi ketat (strict barrier) dan selalu menerapkan Universal Precaution di setiap ruangannya.
Ruang Perawatan isolasi terdiri dari :
·        Ruang ganti umum
·        Ruang bersih dalam
·        Stasi perawat
·        Ruang rawat pasien
·        Ruang dekontaminasi
·        Kamar mandi petugas
Selain itu UP juga bisa diterapkan di Bandara Internasional, tempat petugas hewan, tempat pemeliharaan hewan unggas, petugas kesehatan hewan. Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang perawatan isolasi yaitu:
·        Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negative dibanding tekanan di koridor.
·        Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam.
·        Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan filter HEPA (High-Efficiency Particulate Air)
3.      Macam-macam alat pelindung yang dibutuhkan dalam penanganan Flu Burung serta Fungsi alat pelindung tersebut:
Jenis-jenis alat pelindung :
1.           MVC-307FSarung tangan
·        Sarung tangan kesehatan pendek
·        Sarung tangan kesehatan panjang/obgyn
·        Sarung tangan rumah tangga pendek
·        Sarung tangan rumah tangga panjang

2.           Pelindung wajah
·        Visor
·        Goggle / kacamata pelindung
·        Masker N 95 / N 100
·        Masker bedah / disposible
surgi mask MVC-305F
MVC-296F MVC-729F
3.           Penutup Kepala
IMG_1492
4.           Gaun Pelindung
·        Apron / celemek kedap air
·        Jas operasi
WearingGown
5.           Sepatu pelindung
IMG_1488
Manfaat Alat Pelindung :
Alat Pelindung
Terhadap Pasien
Terhadap Tenaga Kesehatan
Sarung Tangan
Mencegah kontak Mikroorganisme dari tenaga kesehatan kepada pasien.
Mencegah kontak tangan dengan darah/ cairan tubuh, mukosa, kulit luka atau alat kesehatan yang terkontaminasi.
Masker
Mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung tenaga kesehatan, saat bernafas, bicara atau batuk di dekat pasien.
Mencegah mukosa tenaga kesehatan (hidung dan mulut) kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien.
Kacamata Pelindung
-
Mencegah mukosa tenaga kesehatan kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien.
Penutup Kepala
Mencegah jatuhnya mikroorganisme rambut/kepala tenaga kesehatan ke daerah steril.
-
Jubah dan Celemek Plastik
Mencegah kontak mikroorganisme dari tubuh/ pakaian tenaga kesehatan kepada pasien.
Mencegah kulit tenaga kesehatan kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien.
Sepatu Pelindung
Mengurangi terbawanya mikroorganisme dari ruangan lain.
Mencegah kaki terluka oleh benda tajam yang terkontaminasi atau terjepit benda berat dan mencegah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.


2.   SARS

A.     Pengertian
SARS singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru). SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal.
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur,1991). Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.



B.     Cara Penularan
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable.
Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh. Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
Corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit.
C.     Universal Precaution
·        PRINSIP JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI
1.        SARUNG TANGAN : melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang


KAPAN PEMAKAIAN SARUNG TANGAN DIPERLUKAN
Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti berulang kali (Tenorio et al. 2001) tetapi pemakaian sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk mencuci tangan. Sebab sarung tangan bedah lateks dengan kualitas terbaik sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat, sarung tangan mungkin robek pada saat digunakan atau tangan terkontaminasi pada saat melepas sarung tangan(Bagg, Jenkins dan Barker 1990; Davis 2001).

Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serbaguna bersih harus digunakan oleh semua petugas ketika
¬        Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain, membran mukosa atau kulit yang terlepas
¬        Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya menusukkan sesuatu kedalam pembuluh darah, seperti memasang infuse
¬        Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang tercemar
¬        Menerapkan Kewaspadaan Berdasarkan Penularan melalui kontak (yang diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau dicurigal), yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien. Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan pasien clan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.
Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai upaya menghindari kontaminasi silang (CDC 1987). Pemakaian sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan yang masih bersarung tangan, ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain atau ketika melakukan perawatan di bagian tubuh yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan merupakan praktek yang aman. Doebbeling dan Colleagues (1988) menemukan bakteri dalam jumlah bermakna pada tangan petugas yang hanya mencuci tangan dalam keadaan masih memakai sarung tangan dan tidak mengganti sarung tangan ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain.
HAL YANG HARUS DILAKUKAN BILA PERSEDIAAN SARUNG TANGAN TERBATAS
Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan periksa tidak memadai, sarung tangan bedah sekali pakai (disposable) yang sudah digunakan dapat diproses ulang dengan cara :
¬        Dekontaminasi dengan merendam dalam larutan Morin 0,5% selama 10 menit
¬        Dicuci dan bilas, serta dikeringkan
¬        Sterilkan dengan menggunakan autoklaf atau didisinfeksi tingkat tinggi (dengan dikukus).
Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan dug lapis sarung tangan periksa atau sarung tangan bedah yang telah diproses untuk memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas laundry, pekarya serta petugas yang menangani dan membuang limbah medis.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA PEMAKAIAN SARUNG TANGAN
¬        Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran tangan dapat menggangu ketrampilan dan mudah robek
¬        Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan robek
¬        Tarik sarung tangan ke atas manset gaup Oika Anda memakainya) untuk melindungi pergelangan tangan
¬        Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak) untuk mencegah kulit tangan kering/berkerut
¬        Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks
¬        Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit
¬        Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu pangs atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya fluoresen atau mesin rontgen, karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung
REAKSI ALERGI TERHADAP SARUNG TANGAN
Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin banyak dilaporkan oleh berbagai petugas di fasilitas kesehatan, termasuk bagian rumah tangga, petugas laboratorium dan dokter gigi.. Jika memungkinkan, sarung tangan bebas lateks (nitril) atau sarung tangan lateks rendah alergen harus digunakan, jika dicurigai terjadi alergi (reaksi alergi terhadap nitril juga terjadi, tetapi lebih jarang). Selain itu, pemakaian sarung tangan bebas bedak juga direkomendasikan. Sarung tangan dengan bedak dapat menyebabkan reaksi lebih banyak, karena bedak pada sarung tangan membawa partikel lateks ke udara. Jika hal ini tidak memungkinkan, pemakaian sarung tangan kain atau vinil di bawah sarung tangan lateks dapat membantu mencegah sensitisasi kulit. Meskipun demikian, tindakan ini tidak akan dapat mencegah sensitisasi pada membran mukosa mata dan hidung .(Garner dan HICPAC 1996).
Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang muncul adalah warna merah pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal pada mata, yang mungkin berulang atau semakin parah misalnya menyebabkan gangguan pernafasan seperti asma. Reaksi alergi terhadap lateks dapat muncul dalam waktu 1 bulan pemakaian. Tetapi pada umumnya reaksi barn terjadi setelah pemakaian yang lebih lama, sekitar 3-5 tahun, bahkan sampai 15 tahun (Baumann 1992), meskipun pada orang yang rentan. Belem ada terapi atau desensitisasi untuk mengatasi alergi lateks, satu-satunya pilihan adalah menghindari kontak.

2.      MASKER : harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah Oenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.

Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain kasa, kertas dan bahan sintetik yang beberapa di antaranya tahan cairan. Masker yang dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter. Masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan dari tetesan partikel berukuran besar (>5 µm) yang tersebar melalui batuk ate bersin ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter). Namun masker bedah terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar-benar menutup pas secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga mencegah kebocoran udara pada bagian tepinya. Dengan demikian, masker tidak dapat secara efektif menyaring udara yang dihisap (Chen dan Welleke 1992) dan tidak dapat direkomendasikan untuk tujuan tersebut.
Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan hares dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas kesehatan.
Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting misalnya pada perawatan seseorang yang telah diketahui atau dicurigai menderita flu burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi misalnya N95 melindungi dari partikel dengan ukuran < 5 mikron yang dibawa oleh udara . Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan penyaring dan harus dapat menempel dengan erat pada wajah tanpa ada kebocoran. Dilain pihak pelindung ini juga lebih mengganggu pernafasan dan lebih mahal daripada masker bedah. Sebelum petugas memakai masker N95 perlu dilakukanfit test pada setiap pemakaiannya.
Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui airborne maupun droplet, seperti misalnya flu burung atau SARS, petugas kesehatan harus menggunakan masker efisiensi tinggi. Pelindung ini merupakan perangkat N-95 yang telah disertifikasi oleh US National Institute for Occupational Safety dan Health (NIOSH), disetujui oleh European CE, atau standard nasional/regional yang sebanding dengan standar tersebut dari negara yang memproduksinya. Masker efisiensi tinggi dengan tingkat efisiensi lebih tinggi dapat juga digunakan. Masker efisiensi tinggi, seperti khusus nya N-95 , harus diuji pengepasannya (fit test) untuk menjamin bahwa perangkat tersebut pas dengan benar pada wajah pemakainya.

Pemakaian masker efisiens itinggi Petugas Kesehatan harus :
¬        Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah lapisan utuh dan tidak cacad. Jika bahan penyaring rusak atau kotor, buang masker tersebut. Selain itu, masker yang ada keretakan, terkikis, terpotong atau, terlipat pada sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan
¬        Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak. Tali harus menempel dengan balk di semua titik sambungan

3.      TOPI : digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.

4.       GAUN PELINDUNG : digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui dropletlairborne. Pemakaian gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi, espirasi.Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengangan sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan areap asien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang potensial tercemar lalu cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme.

5.      APRON : yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan (Gambar 5-5). Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien.membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal mencegah cairan tubuh pasien ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air Apron mengenai baju dan kulit petugas kesehatan

6.      PELINDUNG KAKI : digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu, sandal, "sandal jepit" atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruang operasi. Kemudian dilepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran (Summers e t al. 1992)

PEMAKAIAN APD DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN: 
BAGAIMANA MENGENAKAN, MENGGUNAKAN DAN MELEPAS APD
Farktor-faktor penting yang harus diperhatikan pada pemakaian APD
¬     Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan
¬     Gunakan dengan hati-hati- jangan menyebarkan kontaminasi
¬     Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat sampah infeksius yang telah disediakan di ruang ganti khusus . Lepas masker di luar ruangan
¬     Segera lakukan pencucian tangan dengan 7 langkah higiene tangan


Mengenakan APD
Urutan* mengenakan APD
1.      Pelindung Kaki
2.      Apron, Gaun Pelindung dan Topi
3.      Masker
4.      Kacamata atau Pelindung wajah
5.      Sarung tangan

§         Gaun pelindung
Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian dan selubungkan ke belakang punggung Ikat di bagian belakang leher dan pinggang
§         Masker
-  Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
-  Paskan klip hidung dari logam f leksibel pada batang hidung
-  Paskan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu baik
-  Periksa ulang pengepasan masker sehingga melekat dengan
§         Kacamata atau pelindung wajah
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas
§         Sarung Tangan
Tarik hingga menutupi pergelangan tangan gaun isolasi
Cara Melepas APD
Kecuali masker, lepaskan APD di pintu atau di anteroom. Masker dilepaskan setelah meninggalkan ruangan pasien dan menutup pintunya.

Urutan Melepaskan APD
1.      Sarung tangan
2.      Kacamata atau pelindung wajah
3.      Apron, Gaun pelindung dan Topi
4.      Masker
5.      Pelindung kaki
*likuti urutan untuk meminimalkan penyebaran penyakit!
1.    Sarung tangan
-       Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi!
-       Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan
-       Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan
-       Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung tangan yang belum dilepasdi pergelangan tangan
-       Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
-       Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius
2. Kacamata atau pelindung wajah
-       Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi!
-       Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
-       Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam tempat sampah infeksius
3.             Gaun pelindung
-       Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi!
-       Lepas tali
-       Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja
-       Balik gaun pelindung
-       Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat sampah infeksius
4.             Masker
-       Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi - JANGAN SENTUH!
-       Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
-       Buang ke tempat sampah infeksius


3. FLU BABI
A. Pengertian
Flu babi merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan babi yang disebabkan virus influenza tipe A subtype H1N1.
B. Cara Penularan
Virus influenza diperkirakan menyebar dari orang yang terinfeksi dan babi untuk orang lain dan terutama babi menular melalui droplet  dikeluarkan saat batuk atau bersin. Bukti lainya  virus influenza dapat ditularkan melalui kontak dengan permukaan terkontaminasi dengan virus influenza. modus yang mungkin penularan adalah melalui rute udara di mana partikel kecil yang berisi virus yang terhirup , penularan ini belum dapat dibuktikan 
C.Universal Precaution
Infection controll  untuk mencegah penularan virus flu babi dari babi ke manusia adalah :
 •Cuci tangan
Kebersihan tangan harus dilakukan setelah kontak dengan hewan atau lingkungan mereka, peralatan dan permukaan yang mungkin terkontaminasi dengan virus influenza, dan setelah melepas peralatan pelindung pribadi (PPE) dan / atau mungkin pakaian yang terkontaminasi. Kebersihan tangan yang baik harus terdiri dari cuci dengan sabun dan air selama 20 detik atau penggunaan standar lainnya tangan desinfeksi prosedur sebagaimana ditentukan oleh negara, industri pemerintah, Pedoman pengendalian  H1N1 di babi di Amerika Serikat untuk membatasi kemungkinan penularan virus influenza dan patogen lainnya. Pekerja harus menghindari menyentuh atau menggosok mata, hidung, dan mulut ketika bekerja di sekitar babi.

• Vaksinasi babi
Vaksinasi babi dengan vaksin flu yang efektif terhadap strain beredar dapat mengurangi risiko flu pada babi dan mungkin mengurangi risiko orang terinfeksi dengan virus influenza babi. Namun, karena berbagai strain virus influenza mungkin menjadi co-beredar dalam populasi babi AS dan karena vaksin flu babi tidak 100% efektif, vaksinasi babi tidak akan menghilangkan risiko infeksi manusia dari virus flu babi.

• Para pekerja harus mematuhi rekomendasi untuk penggunaan peralatan pelindung diri (APD).
Peralatan Perlindungan Pribadi (
Personal Protective Equipment /PPE)
Pekerja peternakan babi harus diminta untuk memakai APD setiap kali mereka mungkin terkena hidup babi mungkin terinfeksi dengan virus influenza babi.
Kepatuhan terhadap rekomendasi APD mungkin mengurangi eksposur pekerja untuk virus influenza dan dapat mengurangi kemungkinan membawa bahan terkontaminasi luar gudang atau tempat kerja. Pekerja harus disediakan dengan PPE yang sesuai dan instruksi dan pelatihan dalam perawatan dan penggunaan APD. APD harus mencakup respirator untuk mengurangi paparan inhalasi partikel kecil yang mungkin mengandung influenza viruses1. (NIOSH,2009
)
 
Pekerja peternakan babi harus mematuhi praktek-praktek berikut:
• Pakailah pakaian pelindung, pakaian luar sebaiknya sekali pakai atau baju yang dicuci di tempat kerja setelah setiap penggunaan. Untuk meminimalkan risiko stres panas/ kegerangan, memakai pakaian ringan di bawah pakaian pelindung saat yang tepat.
• Pakailah sepatu karet atau poliuretan yang dapat dibersihkan dan didesinfeksi atau pakai penutupsepatupelindung.
• Kenakan sarung tangan sekali pakai yang terbuat dari nitril ringan atau vinil atau sarung tangan kerjatugasberatkaretyangdapatdidesinfeksi.
o Untuk melindungi dermatitis, yang dapat terjadi dari paparan jangka panjang dari kulit untuk kelembaban dalam sarung tangan yang disebabkan oleh keringat, memakai sarung tangan katun tipisdi
dalamsarungtanganeksternal.
oGanti sarung tangan jika mereka robek atau rusak.
o Lepas sarung tangan segera setelah digunakan, sebelum menyentuh barang yang tidak terkontaminasiataupermukaanlingkungan.
o Lepaskan sarung tangan sekali pakai dengan mengubahnya dalam ke luar atas tangan dan ditempatkan di tempat sampah setelah digunakan.
Cuci tangan setelah sarung tangan dan APD lainnya dilepaskan.
• Pakailah kacamata pengaman untuk melindungi selaput lendir maya .Kenakan masker  penutup wajah sesuai rekomendasi NIOSH berfungsi menyaring udara pernapasan  (misalnya, N-95, P-100 atau N-100 filtering penutup wajah respirator) yang merupakan tingkat minimum perlindungan pernapasan. Tingkat atau perlindungan pernapasan yang lebih tinggi mungkin telah digunakan dalam operasi babi karena bahaya lain yang ada di lingkungan (misalnya, debu). Pekerja harus menegnakan perlindungan yang direkomendasikan NIOSH-bersertifikat tingkat perlindungan yang lebih tinggi mungkin diperlukan pada kasus swine flu seperti :masker wajah yang sesuai , pelindung rambut yaitu, helm atau berkerudung, powered air purifying respirator (PAPR) dilengkapi dengan filter efisiensi tinggi.
• Kenakan pelindung , kepala ringan atau rambut mencakup untuk mencegah kontaminasi rambut ketika mandi atau keluar peternakan.
• Buang APD sekali pakai dengan benar, serta membersihkan dan membersihkan non-sekali pakai APD sebagaimana ditentukan dalam pemerintahan negara, industri. (misalnya nondisposible  pakaian harus dicuci setiap hari atau setelah setiap kali digunakan).
• Menegakkan tindakan biosekuriti dan praktek untuk mencegah masuknya agen infeksius dari satu unit rumah babi yang lain. Informasi lebih lanjut tentang penggunaan disinfektan dan daftar produk antimikroba yang terdaftar untuk digunakan melawan flu H1N1 dan virus influenza lainnya . Membersihkan kandang babi dengan desinfektan.
• Segera mandi. Mandi di peternakan bila tersedia mencegah penularan keluar peternakan. Mencuci pakaian kerja di lokasi atau tempat dalam kantong plastik untuk mencuci secara terpisah dari non-kerja binatu keluarga.
• Cuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air setelah melepasakan APD  atau kontak dengan hewan yang terinfeksi atau permukaan yang mungkin terkontaminasi.

PERAWATAN JENAZAH PASIEN
FLU BURUNG
Penatalaksanaan terhadap jenazah pasien flu burung dilakukan secara khusus sesuai dengan  Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular :
a.       Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan perundangan yang berlaku.
b.      Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan oleh petugas kesehatan.
c.       Perlakuan terhadap jenazah dan penghapus-hamaan bahan dan alat yang digunakan dalam penatalaksanaan jenazah dilakukan oleh petugas kesehatan.
Jenazah tidak akan menimbulkan ancaman kesehatan jika ditangani secara benar. Sebaliknya, jenazah bisa menimbulkan penyakit jika penanganannya tidak memadai. Menurut Departemen Kesehatan RI, urutan perlakuan yang diberikan pada jenazah pasien flu burung adalah berikut :
1.      Luruskan tubuh pasien.
2.      Lepaskan alat kesehatan yang terpasang pada tubuh pasien.
3.      Tutup mata, telinga, dan mulut dengan kapas maupun plester kedap air.
4.      Setiap luka harus diplester dengan rapat.
5.      Jenazah ditutup dengan kain kafan atau bahan atau bahan dari plastik (bahan tidak tembus air).  Dapat juga jenazah ditutup dengan bahan kayu atau bahan lain yang tidak mudah tercemar.
6.      Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
7.      Jenazah tidak boleh dibalsem ataupun disuntik pengawet (formalin atau formaldehida).
8.      Jika jenazah akan diautopsi, maka akan dilakukan oleh petugas khusus dan autopsi dapat dilakukan jika sudah ada izin dari pihak keluarga dan direktur rumah sakit.
9.      Jenazah hanya boleh diangkut oleh mobil jenazah.
10.  Jenazah tidak boleh disemayamkan lebih dari 4 jam di dalam pemulasaran jenazah.
11.  Jenazah dapat dikubur dalam tempat pemakaman umum dan dapat disaksikan oleh seluruh anggota keluarga setelah semua prosedur di atas telah dilalui.
Commonwealth of Australia Interim Pandemic Influenza Infection Control Guidelines tidak merekomendasikan untuk membalsem jenazah pasien korban flu burung apabila terjadi pandemi flu burung. Namun jika ini harus dilakukan untuk alasan budaya dan sosial, maka pembalseman dapat dilakukan dengan syarat :
Ø      Petugas yang melakukan pembalseman harus memiliki sertifikat dari institusi yang disetujui oleh direktur umum dari Departemen Kesehatan New South Wales (NSW).
Ø      Petugas yang melakukan pembalseman harus mengenakan alat perlindungan diri yang lengkap (masker N95, baju panjang, sarung tangan, penutup kepala, dan kaca mata khusus).
Sebenarnya pelarangan Departemen Kesehatan RI terhadap penggunaan formalin terhadap jenazah pasien flu burung sudah tidak tepat, karena ini akan membuat risiko petugas yang mengurus jenazah untuk tertular flu burung menjadi lebih besar. Jika jenazah pasien flu burung bisa diformalin, maka akan menurunkan risiko menularnya virus flu burung karena virus ini mudah mati dalam formalin.
Perawatan jenazah pasien flu burung di Laboratorium/SMF Forensik Universitas Udayana RSUP Sanglah sendiri sedikit berbeda dengan yang direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan RI. Berikut ini adalah tata cara perawatan jenazah pasien dengan infeksi menular seperti: HIV/AIDS, hepatitis, flu burung, anthrax, kholera, dan pes di RSUP Sanglah :
1.      Jenazah diberi label merah.
2.      Jenazah dibiarkan dalam suhu ruangan selama minimal 4 jam sebelum jenazah di bawa pulang atau dimasukkan dalam cooling unit.
3.      Mandikan jenazah dengan larutan pemutih pakaian dengan perbandingan 1:10.
4.      Apabila ada luka di tubuh jenazah, harus ditutup dengan plester kedap air.
5.      Setiap lubang alamiah tubuh ditutup dengan kapas yang dibasahi dengan larutan pemutih pakaian dengan perbandingan 1:10.
6.      Jenazah harus segera diawetkan dengan larutan formalin.
7.      Setelah dikafani, jenazah dimasukkan dalam kantung jenazah yang kedap air.
8.      Jenazah dimasukkan ke dalam peti dan disegel.
Menurut WHO, apabila jenazah akan diautopsi maka jenazah dapat disimpan dalam lemari pendingin. Apabila anggota keluarga ingin menyentuh tubuh jenazah, hal itu dapat diizinkan dengan memakai apron dan sarung tangan setelah sebelumnya keluarga mencuci tangan dengan sabun dan tubuh jenazah yang disentuh sebelumnya dibersihkan dengan antiseptik standar (alkohol 70%).
Petugas di pemulasaran jenazah harus menjalankan proseduruniversal precaution, yaitu dengan memakai alat perlindungan seperti:
1.      Apron lengan panjang dari bahan plastik.
2.      Tutup kepala.
3.      Kaca mata google.
4.      Masker.
5.      Sarung tangan.
6.      Sepatu boot.
Apabila alat-alat ini setelah dipakai harus direndam dalam larutan pemutih pakaian dengan perbandingan 1:10 selama 10 menit. Setelah merawat jenazah pasien tersebut, petugas wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah membuka sarung tangan.








DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tatalaksana Jenazah Dengan flu Burung.
Anonim. Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit. 
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penanganan Jenazah di Daerah Bencana; 18 Juli 2011. Diunduh dari: http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&amp;task=viewarticle&amp; sid=3025. 18 Juli 2011.
www.cdc.gov/ Preventing transmission of influenza viruses from pigs to people diakses pada 18 juli 2011

No comments:

Post a Comment